Senin, Desember 15, 2008

JADIKAN ANAK SEBAGAI SUBJEK!


JADIKAN ANAK SEBAGAI SUBJEK

Mengenali bakat sejak dini adalah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Banyak orang memilih pendidikan hanya berdasarkan sekolah/jurusan/kampus yang sekedar ternama (favorit) saja, di sana banyak anak orang kaya dan nilai akademisnya sangat menonjol. Tetapi hanya sebagian saja yang mencermati, setelah mereka lulus dari sana lantas prestasi apa yang mampu mereka raih? Sebagian orang tua juga masih merasa malu jika anaknya menekui profesi yang tidak populer. Maka betapa pentingnya mengenali bakat agar ada kesesuaian antara pendidikan dengan bakat anak-anak kita.

Anak bisa sukses dengan cara yang tidak harus sama dengan anak lain. Sehingga, jangan paksakan anak menjadi bintang kelas, kalau karunia yang diberikan oleh Tuhan sebenarnya adalah menjadi bintang panggung, bintang lapangan, atau bintang apapun yang terbaik. Seringkali sebagai orang tua memaksakan apa yang orang tua mau anaknya menjadi baik, bukan apa yang anak mau menjadi yang terbaik. Anak bukanlah obyek penderita, tetapi jadikan anak sebagai subyek yang juga punya hak untuk menjadi ‘juara’ dengan pilihannya sendiri.

Sudahkah kita mengenali potensi luar biasa yang telah dikarunikan Tuhan kepada anak-anak kita? Kalau kita tahu, kita akan menjadi orang tua yang selalu bersyukur. Tidak hanya selalu mengeluh pada sesuatu yang nampak ’kurang’ saja dan membanding-bandingkan dengan anak-anak lain. Tetapi kita akan menjadi orang tua yang selalu bahagia karena kita tahu kalau anak kita punya kelebihan dibandingkan anak lain (bukan dibandingkan kekurangannya). Dan anak-anak kita pun selalu ceria karena tidak terbebani melakukan hal-hal yang bukan potensi terbaiknya. Tetapi melakukan sesuatu sesuai potensi terbaiknya.

Seperti dalam karya hebat Kahlil Gibran.

Anak-anakmu, bukanlah anak-anakmu.
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau, tapi bukan dirimu.
Meskipun mereka ada bersamamu, tapi mereka bukan milikmu.
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka.
Karena jiwa-jiwa itu akan tinggal di hari esok yang tak dapat engkau kunjungi,
Meskipun dalam mimpi.
Engaku bisa jadi mereka, tapi jangan coba-coba jadikan mereka seperti engkau.
Karena hidup bukan berjalan mundur
Dan tidak pula berada di masa lalu......
Kita sebagai orang tua memang terus belajar menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita. Tidak berhenti memahami dan mencari potensi terbaik anak-anak kita. Karena pada dasarnya tidak ada anak yang nakal, yang ada adalah orang tua yang semakin tidak sabar.
Kita semua berpotensi jadi orang tua yang hebat untuk anak-anak kita yang hebat pula!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar